Pergelaran Sparks Fashion Academy di IFW 2022, Tampilkan Tema Khatulistiwa

Berita Fashion Tren Terkini

Bentangan industri fesyen di tahun 2022 semakin menanjak. Para pemain di dunia fashion semakin optimis dengan semaraknya berbagai event fashion. Salah satunya adalah Indonesia Fashion Week atau IFW, salah satu ajang fashion paling bergengsi di tanah air.

Acara IFW 2022 juga dihadiri oleh SFA – Sparks Fashion Academy yang menyelenggarakan fashion show bertema “Rhythm of The Equator” di Indonesia Fashion Week pada Minggu, 17 April 2022.

Eksotisme pulau-pulau khatulistiwa yang dilintasi quator, termasuk hutan, laut, dan sumber daya alam, menjadi inspirasi tanpa batas, yang diterjemahkan menjadi koleksi busana dengan eklektisisme romantis.

Floery D. Mustika, Founder dan CEO SFA, mengatakan pada pembukaan acara IFW 2022: SFA sangat antusias menyambut IFW kali ini. Hal ini sejalan dengan tema Altruism tahunan SFA 2022, yang mendorong para kreatif fesyen untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, baik alam, khususnya sustainable fashion, maupun bayi yang terkena dampak pandemi. ” jelas Floery D. Mustika.

Fashion show Rhythm of Equator di IFW merupakan wujud penerapan tema tahun ini oleh SFA, termasuk mencanangkan program untuk mendukung 500 UMKM untuk mencapai keunggulan gulat tubuh pada tahun 2022. Kami juga sangat bangga dua siswa kami yang tampil hari ini yaitu Liana Dewi dan Dwi Wahyuni ​​menjadi pembimbing SFA sejak menjadi IKM Kota Depok,” jelas Floery.

Mereka telah memenangkan hibah kompetisi desain SFA bekerja sama dengan Kota Depok untuk mengembangkan merek mereka dan tampil di acara IFW bergengsi hari ini, ”lanjutnya. Rhythm of The Equator digelar oleh tiga desainer muda berbakat lulusan SFA, yakni Dwi Wahyuni, Eka Adrianie dan Liana Dewi.

Dwi Wahyuni ​​dengan labelnya Fiorellia by Dwee sangat dipengaruhi oleh Kepulauan Kalimantan, terutama oleh suku Dayak yang cepat punah yaitu Punan. Gaya hidup orang Dayak Punan sangat mudah beradaptasi di hutan lebat. Hal tersebut diwujudkan oleh Dwi melalui penggunaan tenun Kalimantan dengan pakaian yang fleksibel dan mudah dipadupadankan, serta daya tarik detail berupa simpul dan untaian kain yang melambangkan penyambungan akar pohon.

Dwi banyak menggunakan warna-warna berani sebagai ciri warna-warna cerah Kalimantan. Berbeda dengan Dwi, Eka Adrieanie, lulusan Fashion Business Program SFA yang tergabung dalam label Dots Indonesia, terinspirasi dari indahnya kapal phinisi yang bergoyang mengikuti alunan alunan ombak laut khatulistiwa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *